Sejarah Pakian Kebaya Indonesia
Sejarah Pakian Kebaya Indonesia
Sejarah awal terbentuknya budaya pakaian di Indonesia tidak lepas dari perbedaan budaya bangsa lain yang pernah hidup, berhenti, mengobrol terutama dalam hubungan dagang. Hubungan dagang begitu lama telah mampu menghasilkan berbagai bentuk kiasan dan perjuangan budaya. Di antara para pedagang adalah mereka dari China, India, Saudi, Portugal dan Belanda.
relief penelitian di kaki candi Hindu, Jawa, termasuk beberapa relief di era Majapahit, cukup untuk membuktikan bahwa dua kelas orang pada usia tersebut, tahu kain yang dapat dilipat (sarungnya). Penampilan busana yang menutupi tubuh lebih baik, terutama celana untuk pria dan kebaya bagi wanita, berangsur-angsur dihasilkan dari abad ke-15 sampai abad ke-16. Saat itu, budaya Islam memiliki pengaruh kuat dalam meningkatkan tingkah laku orang. Keberadaan mode di masa-masa sebelum kedatangan Islam juga telah dikenal melalui prasasti di abad kesembilan Masehi yang menyebutkan istilah untuk pakaian seperti 'kulambi' (Jawa: Klambi atau pakaian), 'sarwul'.
Sejak lahir di abad ketujuh di Mekah dan Madinah sampai perkembangan selanjutnya sebagai agama besar di dunia, Islam telah mengubah banyak warna dunia. Pengaruh Islam telah memberikan pola dan arahan yang menentukan, terutama terhadap budaya bangsa Indonesia. Meski gaya budaya Hindu tetap terikat terutama dengan gaya busana, namun pengaruh Islam telah mengubah bagian pakaian tertentu yang dikenakan oleh bangsa Indonesia. Dari bentuk pakaian terbuka berupa busana yang menutupi tubuh aurat.
Bentuk busana yang awalnya terlihat terbuka di dada, lalu disempurnakan agar tidak tampil vulgar. Tujuan utamanya adalah untuk menutup bagian betina aurat.
Menurut Hutabarat (2000), sejarah kebaya adalah bagian dari pakaian yang dikenakan oleh wanita Malaysia. Ada dua teori tentang asal mula kedatangan busana kebaya. Kebaya pertama yang berasal dari bahasa Arab 'habaya' berarti pakaian labuh yang memiliki belahan bumi di depan. Kedua pakaian ini berasal dari pakaian yang dibawa oleh orang Portugis ke bahasa Melayu. Hal yang menarik adalah bahwa rupanya digunakan oleh perempuan Peranakan Tionghoa (Baba) dan lebih dikenal dengan nama wanita kebaya atas dalam bentuk pakaian dalam yang dipakai pada masa kerajaan Ming di China. Sementara di kalangan orang Portugis, kebaya digunakan untuk menunjuk atasan yang digunakan oleh wanita Indonesia antara abad ke lima belas dan keenambelas. (Ria Pentasari, 2007).
Sumber lain mengatakan bahwa kamus Kabaya, Hobson-Jobson (kata cabaya, cetak ulang 1969, hal.137) menyatakan bahwa kebaya berasal dari pakaian 'Kaba Arab', namun diperkenalkan melalui bahasa Portugis. Perancang batik Rens Heringa menulis, "pantai batik sebagai lemari mestizo" (pada kain Charm, batik di pantai utara Jawa, 1996) menunjukkan evolusi bahkan asal kata kebaya kebaya. Seharusnya istilah kebaya itu terkait dengan kata cambay, meski ini sebenarnya lebih menonjol dalam nama mimpi (floral cotton cloth) yang diimpor dari Port Cambay di India. Nama ini diberikan untuk blus terbuka yang dikenakan oleh wanita dan pria di abad ke-15. Imigran Muslim asal China pada abad ke-15 juga bisa memainkan peran kunci kebaya, mengingat kemeja lengan panjang terbuka yang tertutup ditutup di tepinya yang mirip dengan kaos bei-zi China. Gaun ini dikenakan oleh wanita dari lingkaran sosial yang lebih rendah selama Dinasti Ming (abad 14 sampai 17).
Terlepas dari asal mula Kebaya, cukup mencontohkan peran bangsa lain dalam meningkatkan dan memperbaiki budaya busana Indonesia, terutama dalam meningkatkan pakaian wanita. Dari bentuk busana mereka hanya menutupi alat vital dan dada hingga bentuk busana yang mampu menutupi seluruh alat kelamin.
Dari waktu ke waktu, sejarah kebaya telah berubah seiring perkembangan sosial dan politik, meski kebaya relatif tidak berubah. Dari busana wanita tradisional Indonesia hingga busana dasar wanita Eropa di Indonesia. Yang membedakan hanya materi dengan sendirinya. Wanita bangsawan Jawa biasa memakai kapas, sutra, beludru dan kebaya brokat di istana dan rumah. Sementara kebaya digunakan oleh wanita Eropa yang terbuat dari bahan renda katun putih.
Komentar
Posting Komentar